Senin, 15 Juni 2015

Sinta Meilastry (131301092)


EVALUASI PEMBELAJARAN PEDAGOGI KELOMPOK 9






1. Evaluasi berdasarkan pelaksanaan presentasi tugas
·  Kelompok sudah cukup siap untuk mempresentasikan pembelajaran yang dilakukan, yang diperlengkapi dengan kesiapan mental dan kesiapan bahan materi yang akan diprsentasikan.
·  Materi presentasi menampilkan latar belakang pembelajaran, teori yang mendasari pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pembagian tugas, serta dokumentasi.
·  Kendala secara teknis, proyektor yang tersedia ternyata kurang memadai, sehingga kelompok harus berulang kali memperbaiki sambungan antara laptop dengan proyektor.
·  Kendala dari kelompok : salah satu anggota kelompok terlambat masuk, sehingga tidak turut melakukan presentasi bersama anggota kelompok lainnya.

2. Evaluasi berdasarkan feedback (pertanyaan, saran, dan kritik)

2.1 Pertanyaan, saran, dan kritik dari teman-teman

Firman 13-088
1.  Apa yang melatarbelakangi tema “Love Your Country”?
Jawaban kelompok : Pada prinsip yang kelompok yakini tentang pedagogi adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan. Salah satu ciri penting yang harus dimiliki oleh pribadi yang dewasa adalah mengenal dan mencintai negara tempat kelahirannya. Oleh karena itu lah pembelajaran yang bertemakan “Love Your Country” cukup mewakili tujuan kami untuk membentuk ciri pribadi yang dewasa pada diri anak karena tema ini berkaitan dengan pengenalan terhadap negara tempat mereka tinggal.

2. Coba jelaskan intersection dari ketiga tema pembelajaran yang dilakukan selama tiga hari tersebut?
Jawaban kelompok : Selain mengenal dan mencintai negara, kelompok juga meyakini bahwa pribadi yang dewasa adalah pribadi yang kreatif dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Oleh karena itu lah kelompok mencoba memberikan pembelajaran dengan tujuan spesifik yang berbeda-beda dalam kurun waktu tiga hari. Kelompok berpendapat bahwa ketiga hal tersebut harus diberikan secara bersamaan agar tujuan utamanya dapat tercapai dengan lebih maksimal. Tujuan utama dimaksudkan sebagai tujuan membimbing anak mencapai kedewasaannya.

3. Kenapa presenter tidak menjelaskan alasan Lindka tidak ikut serta di hari pertama?
Jawaban kelompok : Untuk pertanyaan ini sesungguhnya murni karena kesalahan presenter yang lupa untuk menjelaskan ketidakhadiran dari salah satu anggota kelompok.

Rizki amelia 13-024
1. Kenapa anggota memiliki lebih dari satu peran?
Jawaban kelompok : Hal ini dikarenakan kelompok berusaha untuk mengoptimalkan kinerja berdasarkan jumlah kehadiran anggota kelompok. Sebagai catatan, kehadiran anggota kelompok tidak cukup lengkap dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Dalam satu kali pertemuan, anggota yang hadir hanya 3-4 orang, padahal jumlah anggota kelompok yang sebenarnya adalah 5 orang. Oleh karena itu dalam setiap pertemuan ada saja anggota kelompok yang memiliki dua peran seperti mengambil dokumentasi sekaligus sebagai pengajar.

2. Bagaimana indikator mengenai tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak?
Jawaban kelompok : Untuk melihat indicator keberhasilan tujuan pembelajaran adalah dengan cara melakukan wawancara terhadap anak-anak yang menjadi murid kami. Kami bertanya kembali apa saja yang mereka ingat terhadap materi pembelajaran yang diberikan selama tiga hari. Hasilnya anak-anak sudah dapat mengingat kembali apa saja atribut negara Indonesia, menyampaikan perasaan senang mereka untuk kegiatan menghias kue, dan dapat menyebutkan beberapa nama buah dalam bahasa Inggris. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari anak-anak ini, kelompok pun beranggapan tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan cukup baik.

Devira 13-031
1. Dengan adanya anggota yang tidak hadir, lalu bagaimana esensi tanggung jawab orang dewasa dalam praktek peadagogi?
Jawaban kelompok : Untuk menanggapi pertanyaan ini, kelompok sadar bahwa hal tersebut adalah salah satu kelemahan dari kinerja kelompok kami. Kelompok cukup kesulitan mengkoodinasikan waktu yang tepat untuk melakukan praktek pembelajaran secara bersama-sama. Oleh karena itu lah bagi kelompok, hal ini menjadi kritik yang mengingatkan agar kelak kami dapat menjadi pengajar yang lebih bertanggung jawab bagi anak-anak.

2. Bagaimana dengan anak-anak yang tidak antusias?
Jawaban kelompok : Kelompok menjelaskan bahwa awalnya anak-anak yang menjadi murid kami memang kurang antusias, namun pada hari berikutnya kelompok menemukan ada antusiasme yang meningkat pada diri anak-anak tersebut.

2.2 Pertanyaan, saran, dan kritik dari dosen pengampu Bu Dina
·   Kehadiran dari anggota kelompok yang kurang lengkap merupakan hal yang seharusnya tidak boleh terjadi. Kelompok diharapkan dapat menjalankan peran sebagai pembimbing anak-anak dengan lebih bertanggung jawab.
·  Tema pembelajaran kurang komperehensif. Sebaiknya kelompok dapat memberikan pembelajaran dengan tema yang lebih komperensif misalnya lebih memfokuskan program pembelajaran pada satu tema “Love Your Country”.
·   Kelompok menyebutkan Presiden Indonesia dengan nama Jokowi, padahal seharusnya yang benar dan tepat adalah Joko Widodo. Kelompok seharusnya bertugas memberikan informasi yang setepat-tepatnya berkaitan dengan materi pembelajaran.
·   Terlepas dari kekurangan yang dimiliki kelompok, bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh kelompok dalam memberikan program pembelajaran dalam prinsip pedagogi, layak mendapat apresiasi. Kekurangan yang ada seharusnya bukanlah hal yang mematahkan semangat, namun sebagai bahan pembelajaran untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.

Rinnie Indira Nauly 13-066m
Lindka Pratiwi 13-068
Devi Silvana 13-072
Ibrena Putri Teresa 13-112

Senin, 27 April 2015

LAPORAN TUGAS PEDAGOGI KELOMPOK 9


Rinie Indira Nauly             131301066
Lindka Pertiwi                    131301068
Devi Silvana                        131301072
Sinta Meilastry                  131301092
Ibrena Putri                        131301112

Pedagogi (Pembelajaran yang aktif dan kreatif)
A. Latar Belakang
Pedagogi dikatakan sebagai sebagai pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak. Anak-anak dianggap belum memiliki kemampuan yang matang untuk mengembangkan potensi yang seutuhnya. Karena ketidakmampuan inilah maka diperlukan peran orang dewasa untuk mengajar dan membimbing anak-anak untuk mencapai potensi diri yang seutuhnya. Kemampuan untuk mengembangkan potensi diri yang seutuhnya disebut sebagai pencapaian kedewasaan.
Untuk menjadi manusia yang dewasa yang berkompeten, maka diperlukan pembelajaran-pembelajaran yang berkaitan tentang bagaimana mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di dalam diri anak. Potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan dan dimafestasikan ke dalam kegiatan yang aktif dan kreatif. Hal ini dikarenakan anak-anak adalah masa dimana manusia aktif bergerak dengan intensitas tinggi. Anak-anak cenderung lebih mampu belajar apabila benar-benar aktif merasakan dan berperan serta dengan suatu kegiatan belajar.
Manusia yang dewasa adalah dia yang memahami identitasnya sebagai bagian dari suatu negara. Oleh karena itu, sejak dari anak-anak harus sudah dimulai pengenalan tentang identitas negaranya. Dengan mengetahui identitas negaranya, maka kita telah menanamkan dasar rasa nasionalisme sejak dini pada anak-anak.
Selain itu kretifitas adalah kompetensi yang juga penting untuk mampu bersaing dengan orang lain. Kreatifitas pun harus mulai dipupuk ketika masih anak-anak. Ketika kesempatan mengembangkan kreativitas telah dipupuk sejak kecil maka kelak ketika dewasa anak tersebut dapat terus terbiasa mengaplikasikan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari
Selanjutnya mengenai bahasa internasional bahasa Inggris, tentulah kemampuan ini sangat diperlukan agar bisa menjadi katalisator bagi anak untuk mengembangkan potensinya di kancah internasional. Belajar bahasa asing pastinya akan lebih sulit untuk dipelajari. Namun mengingat usia anak-anak yang kerap diidentikkan rasa ingin tau yang tinggi, maka sangatlah tepat pembelajaran bahasa inggris dimulai sejak kecil karena disitulah usia awal manusia tertarik dengan bahasa asing.
Dengan uraian penjelasan diatas, maka fokus pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang mengutamakan keaktifan anak untuk bergerak dan mengembangkan kreatifitasnya. Proses pembelajaran melibatkan tema-tema yang dianggap penting untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada di dalam diri anak dan dilakukan dengan cara-cara yang menarik perhatian.

B. Landasan teori
Dalam melakukan pembelajaran pedagogi ini, kami menggunakan dasar teori scaffolding oleh Lev Vygotsky. Scaffolding adalah suatu teknik ataupun prosedur mengajar yang dilakukan oleh orang dewasa pada anak dengan memberi  bantuan di awal pengajaran dengan tujuan kelak anak dapat melakukan hal yang diharapkan secara mandiri. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan pemebelajaran yang dilakukan, anak selalu diberikan pengarahan terlebih dahulu  tentang bagaimana memahami dan melakukan tugas yang diberikan.

C. Alat dan bahan
Pertemuan 1
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Gambar-gambar atribut negara Indonesia dan dicampur dengan atribut-atribut yang salah
4 lembar kertas A4 X 3
Rp 22.000
Gunting

-
Reward (jussie + wafer)
3 botol jussie + 2 bungkus wafer
Rp 10.000
Total

Rp 32.000

Pertemuan 2
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Cupcake
4 potong
Rp 32.500
Gery pasta rasa cokelat
4 bungkus
Rp 3.500
Richeese pasta rasa keju
4 bungkus
Rp 3.000
Meses warna-warni
1 bungkus
Rp 4.000
Cha-cha
1 bungkus
Rp 5.500
Tisu

-
Piring

-
Sendok

-
Reward (susu ultra)
4 kotak
Rp 10.000
Total

Rp 58.500

Pertemuan 3
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Gambar-gambar buah
8 lembar kertas A4
Rp 12.000
Buku tebal untuk menempelkan penjelasan nama-nama buah
2 buku
-
Lem

-
Gunting

-
Reward (jussie + oreo mini + astor mini)
4 botol jussie + 2 bungkus oreo mini + 2 bungkus astor mini
Rp 12.000


C. Pelaksanaan
Pembelajaran ini dilaksanakan di Jalan Konggo Gang Baru No 120 Desa Sei Semayang, yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan Pertama
Tema: Love Your Country

Indikator/Aspek Materi yang akan diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Perkenalan




Mengembangkan keterampilan kognitif dan psikomotorik anak :
~ Mampu mengenal beberapa atribut negara Indonesia
~ Mengenal warna bendera
~ Mampu membedakan yang mana atribut negara dan yang tidak
18.00 – 19.00
~Memperkenal-kan atribut-atribut negara Indonesia dengan cara bermain game
~ Gambar-gambar atribut negara Inonesia dan atribut yang salah
~ Kami meletakkan atribut-atribut kenegaraaandi atas meja ke dalam tiga bagian, yang dicampur dengan atribut-atribut yang salah (seperti burung kasuari, foto presiden negara lain, bendera negara lain dan foto menara pisa)
~Sebelum memulai permainan, kami menjelaskan dan menunjukkan replika bendera Indonesia, gambar burung garuda,  gambar monas, dan foto presiden sebagai bagian dari identitas negara Indonesia.
~ Instruksi selanjutnya adalah setiap anak diminta untuk memilih atribut-atribut yang benar mengenai negara Indonesia
~ Anak yang berhasil paling cepat dan tepat mengumpulkan setiap atribut, diberikan reward yang lebih banyak dari temannya yang lain.
Penutup





Waktu : Pukul 18.00, Rabu 22 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 3 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Ibrena, Sinta
Pengajar : Rinie, Ibrena, Sinta
Pembeli reward : Ibrena
Dokumentasi : Ibrena, Rinie

Pertemuan 2
Pertemuan Kedua
Tema: Love Your Friends and Express Your Creativity

Indikator/ Aspek Materi yang akan Diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Perkenalan




Berkarya dan mengembangkan kreativitas membuat kue untuk diberikan kepada temannya. Sekaligus dimaksudkan untuk mengajarkan anak belajar memberi kepada orang lain (teman) melalui karya yang mereka buat.
17.00 – 18.00
~Menghias cupcake dengan bahan-bahan yang telah disediakan
~cupcake
~meses warna-warni
~ pasta
~ cha-cha
~ Kami menyediakan cupcake yang akan mereka hias, meses dan cha-cha untuk taburan, dan pasta dua rasa.
~ Kami melakukan demonstrasi bagaimana menghias cupcake tersebut, lalu anak-anak akan diberikan kebebasan untuk menghias cupcakenya dengan kreativitasnya sendiri  namun tetap dalam pantauan kami.
~ Cupcake yang sudah dihias akan diberikan kepada temannya dan dibawa pulang
Penutup





Waktu : Pukul 17.00, Kamis 23 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 4 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Devi, Lindka, Sinta
Pengajar : Lindka, Devi
Pembeli reward : Sinta
Dokumentasi : Devi

Pertemuan 3
Pertemuan Ketiga
Tema: Fun With English

Indikator/ Aspek Materi yang akan Diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Pembukaan




~ Memberikan tambahan wawasan pada anak-anak tentang bahasa Inggris
~ Melatih mengembangkan kemampuan anak untuk bekerja sama dengan temannya
18.00 – 19.00
~ Belajar mengenal nama-nama buah dalam bahasa Inggris
~ Gambar-gambar buah
~ Pertama kami memberikan penjelasan tentang beberapa buah dan bahasa Inggrisnya sekaligus dengan memberikan contoh gambar buahnya.
~ Lalu kami membuat game dengan membagi anak ke dalam dua kelompok, agar anak dapat berkesempatan mengembangkan kemampuan bekerja sama.
~ Game yang dilakukan yaitu dengan meminta anak-anak untuk menempelkan gambar buah di bawah tulisan nama buah dalam bahasa Inggris.
~  Kelompok pemenang adalah kelompok yang pertama kali mampu menempelkan gambar buah dengan nama yang tepat dan akan mendapat harga reward yang lebih besar.
Evaluasi





Waktu : Pukul 18.00, Jumat 24 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 4 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Ibrena, Sinta, Lindka, Devi
Pengajar : Sinta, Ibrena
Pembeli reward : Sinta
Dokumentasi : Ibrena, Devi

D. Evaluasi
                Berdasarkan dari pembelajaran yang dilakukan selama tiga kali pertemuan, kelompok dapat melihat antusiasme anak yang ditandai dengan keaktifan anak yang terus meningkat dari hari ke hari dan berdasarkan kedisiplinan anak untuk hadir tepat waktu dalam mengikuti kegiatan belajar. Dalam setiap pertemuan, anak-anak terlihat bersemangat untuk aktif bergerak dan berkompetisi mengerahkan kemampuan terbaik mereka. Berdasarkan pendapat anak-anak tersebut, mereka paling tertarik dengan kegiatan belajar di pertemuan kedua yaitu menghias kue. Namun yang terpenting adalah ketika kembali ditanyakan seputar materi pembelajaran selama tiga kali pertemuan, mereka akhirnya mampu memahami dan mengingat atribut-atribut negara Indonesia, tahu bagaimana menghias kue sendiri, dan mengingat nama-nama buah dalam bahasa Inggris.

D. Saran dan Kesimpulan
                Usia anak-anak adalah usia dimana seseorang aktif bergerak. Anak-anak cenderung akan lebih mampu belajar melalui keaktifan mereka. Oleh karena itu kelompok kami berpendapat, agar setiap pembelajaran yang dikhususkan bagi anak-anak janganlah hanya menuntut anak untuk duduk manis mendengarkan materi pembelajaran. Namun sebaliknya kegitan belajar tersebut dilakukan dengan mengutamakan keaktifan anak dan tetap mempertimbangkan tema-tema dan cara-cara yang menarik.